Jumat, 13 Desember 2013


Aku terdiam dalam keramaian. Aku tak sedang melihat keramaian disekitarku. Tapi, aku sedang berfikir dimana letak kesalahanku. Aku tak habis fikir jika semuanya akan jadi seperti ini.
Kita baru saja menjadi seorang sahabat, tapi mengapa saat ini hubungan kita merenggang? Tak bisa bercanda bersama lagi. Tak bisa membicarakan hal-hal yang tidak penting dari sekedar rapat DPR. Tak bisa berjalan bersama sambil bergandengan tangan seperti sahabat-sahabat lainnya?
Aku pikir, kita baru saja menjadi seorang sahabat yang selalu ada satu sama lain. Tapi ternyata, mungkin tidak.

Hari ini, sikapmu aneh padaku. Aku sudah tau. Aku juga sudah yakin. Pasti kau akan marah setelah kejadian kemarin, setelah aku berkata jujur, setelah aku mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang aku rasakan saat ini bahwa aku (juga) mencintai lelaki yang kau cintai. Maaf! Perasaan ini muncul seketika saat kau mengatakan padaku bahwa lelaki yang kau cintai itu menyukaiku. Perasaan ini terus muncul dalam benakku. Ditambah lagi saat kau terus-terusan memojokkan aku dan terus mengatakan bahwa dia (lelaki yang kau cinta) menyukaiku. Sedangkan, kau sendiri pun menyukainya bukan? Aku tau kau sendiri pun terasa sesak saat mengatakan hal itu. Aku juga tau ini menyakitkan untukmu. Tapi, lebih baik aku jujur padamu dari awal daripada tidak sama sekali. Atau daripada kamu mengetahui yang sebenarnya di akhir dan kamu mengetahui itu bukan dari aku melainkan dari orang lain. Mungkin itu akan lebih menyakitkan lagi untukmu.

Aku kecewa padamu. Kau bilang, kau takkan marah padaku jika aku menyukai lelaki itu. Kau bilang, kau takkan marah bukan? Tapi, mengapa hari ini kau menjauhi aku? Mengapa? Kau marah padaku? Iya tentu saja kau marah. Aku mengerti. Aku sudah paham. Aku sudah menduga pasti kau akan marah padaku. Dan benar! Inilah resiko yang harus aku terima jika aku jujur. Tapi rasanya, semua terasa salah. Salah jika aku berkata yang sebenarnya padamu. Salah (juga) jika aku tidak mengatakan yang sebenarnya padamu. Semua serba salah.

Wajar saja jika hari ini kau menjauhiku. Kau pasti sangat marah. Sangat terpukul dan tak bisa menerimanya. Aku memakluminya. Maka dari itu, aku sengaja tak mendekatimu hari ini. Aku memilih untuk sendiri terlebih dahulu. Memilih untuk berdiam diri ditengah keramaian pagi itu. Aku lebih memilih untuk bergabung dengan teman lainnya. Aku hanya tak ingin jika aku akan semakin sedih jika aku terus ingin bersamamu padahal kau tak menginginkan aku berada disampingmu. Aku minta maaf atas sikapku hari ini terhadapmu. Aku juga minta maaf atas segala kejujuranku ini. Aku hanya ingin mencoba peka terhadap dia (lelaki yang kau cinta). Aku melakukannya karna aku pernah merasakan bagaimana sakitnya saat orang yang kau cintai itu tidak peka terhadapmu. Aku pernah merasakan itu dan aku hanya tak ingin ia (lelaki yang kau cinta) merasakan apa yang telah aku rasakan karna itu menyakitkan. AKU HANYA INGIN MENCOBA PEKA! Apa itu salah?

Hari ini, kau pasti sangat bosan karna melihat aku ada dilapangan pertandingan volly itu dan dia (lelaki yang kau cinta) juga ada dilapangan pertandingan volly itu disudut lain. Dan kau pasti juga tau, jika saat itu kami saling menatap diam-diam, lalu memalingkan muka ketika salah satu diantara kami melihatnya. Entahlah ini hanya perasaanku saja atau memang benar? Maaf! Aku tak bermaksud membuatmu semakin marah. Tak bermaksud memanas-manasimu. Aku hanya ingin berkata jujur, berkata apa adanya, bahwa kau harus tau yang sebenarnya. Inilah yang terjadi diantara kami.

Aku sudah membaca ocehanmu di twitter hari ini. Pasti ocehan itu tertuju padaku. Iya aku sudah tau jika kau akan berperilaku seperti ini padaku. Maaf! Hanya karna lelaki itu kita jadi seperti ini. Aku minta maaf! Tapi, bukannya kau tau bahwa dia (lelaki yang kau cinta) belum pasti menyukaiku. Itu semua hanya sekedar khayalan pahitmu saja, kan? Sebuah khayalan yang mungkin kau tak pernah berharap itu akan menjadi nyata. Maaf, aku menyukai lelaki yang kau cintai. Tapi, percayalah bahwa mungkin sebenarnya dilubuk hati dia yang paling dalam. Hanya ada namamu disana. Hanya kamu perempuan yang dia cintai. Bukan aku. Percayalah, kawan! (:

MAAFKAN AKU, TEMAN! (:

Aku ingin setelah ini, kita akan kembali menjadi seorang sahabat layaknya dahulu sebelum kita mengenal cinta pada lelaki yang tak tau apa-apa itu. Aku menyayangimu, kawan!♥(: 





Artikel ini terinspirasi dari lagu Kerispatih - Aku Harus Jujur (:
Ini dia lirik lagunya..

Kerispatih - Aku Harus Jujur

maafkan kali ini
aku harus jujur
kau harus tau 
siapa aku sebenarnya

terfikir dalam ingatku 

tentang cinta terlarang
selama ini ku pendam


jangan salahkan keadaan ini sayang
semua adalah keterbatasan ku saja
tak mampu menjadi yang kau mau
aku mencoba dan aku tak mampu


Reff:
tak bisa lagi mencintaimu

dengan sisi lainku
aku tak sanggup jadi biasa
aku tak sanggup


tak ada satupun yang mungkin bisa
terima kau seperti aku
mohon jangan salahkan aku lagi
ini aku yang sebenarnya
aku mencoba dan ku tak mampu


tak mampu menjadi yang kau mau
aku tak sanggup

*repeat reff

maafkan kali ini
aku harus jujur

My own little world . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates