Berlari
Aku berlari mengejarmu
Mengejar kebahagiaanku
Mengejar impianku

Ku lihat dirimu berjalan didepan sana
Dibelakangmu, ada seorang perempuan yang juga menyukaimu
Ia ada disana, berjalan mengikutimu, berusaha agar tetap berada didekatmu
Ia tetap disana, dibelakangmu

Aku yakin, bahkan tak hanya satu atau dua orang yang juga mengejarmu
Mungkin banyak yang juga sama-sama berlari mengejarmu
Sama-sama berlari untuk satu tujuan yang sama
Berada didekatmu dan berjalan bersamamu

Aku tak tahan melihatnya dari kejauhan
Ku pacu semangatku untuk berlari lebih kencang lagi
Melewati satu demi satu orang yang memiliki tujuan yang sama denganku
Aku berhasil melewati mereka
Mereka tertinggal jauh dibelakang sana

Aku bahkan sudah berhasil melewatimu
Aku berada tepat didepanmu
Dan aku baru saja menghentikan lari ku
Berjalan perlahan agar aku bisa sejajar denganmu

Tapi, nyatanya..
Kau malah berlari semakin kencang
Berlari.. berlari..
Menjauh dan semakin menjauh

Ku pacu semangatku lagi untuk bisa bersanding bersamamu
Ternyata, semakin ku kejar, kau semakin menjauh juga
Hanya satu sosok perempuan itulah yang sedari tadi tetap berada dibelakangmu, bahkan perempuan dibelakangmu itu tetap berlari, ia tetap berada disana, tak perduli dengan nafasnya yang mulai membuatnya sesak, dan kaki mungilnya yang mulai membuatnya tergopoh-gopoh berlari, ia sudah tak memperdulikannya lagi.

Semakin lama aku berlari, semakin kuat ku paksaan diri ini berlari, semakin sakit penderitaan yang kurasakan. Aku begitu rapuh tanpamu. Aku tak lagi sanggup berlari. Aku tak lagi sanggup berdiri tegak melihat kau bersama orang lain. Semakin aku tak kuasa untuk berlari lebih kencang lagi. Rasanya.. kedua kaki ini mulai melemas, seluruh badanku melemah, jantungku tak tertahankan lagi, nafasku semakin sulit untuk kuhirup, paru-paru ku tak cukup kuat untuk menampung segala oksigen yang ada.

Aku tertinggal jauh olehmu
Aku tak sanggup lagi mengejarmu ditengah banyaknya halangan dan rintangan yang ada kini
Belum lagi, aku harus bisa mengontrol tubuhku sendiri yang mulai melemah ini
Aku tak lagi sanggup..

Kau bahkan tak memperdulikan sekitarmu
Aku terengah-engah seperti ini pun kau tak tau
Kau bahkan tak perduli
Iya, meskipun aku sadar, aku bukan siapa-siapa mu
Tapi, kumohon jangan menjauh dariku
Aku semakin sesak melihat kau menjauh bersamaan perempuan itu

Aku bahkan tak sanggup lagi untuk berlari, berlari menghalang jarak diantara kalian berdua
Untuk berjalan saja rasanya begitu nyeri pada kaki, sekujur tubuh pun melemah, keringat dingin yang berpeluh-peluh, sampai paru-paru ini begitu sesak untuk bisa menghirup apalagi menghela nafas.
Aku hanya bisa berjalan perlahan, memperhatikanmu yang berlari semakin menjauh dengan ambisi kuatmu itu.

Aku tak sanggup… 
Aku tlah kehilangan sebagian dari nafas-ku, yaitu adalah kau.
Aku tlah kehilangan sebagian dari semangat-ku, dan itu adalah kau.
Aku tlah kehilangan sebagian dari hidup-ku, tawa-ku, senyum-ku, bahagia-ku, impian terbesar dalam hidup-ku, semuanya ada pada dirimu.
Lalu, jika kau pergi menjauh dariku. Bagaimana dengan aku? 


[Berdasarkan kejadian nyata yang dialami penulis]